Kami mencintai buku, tulisan, dan segala hal yang berbau pengetahuan. Kami bukan penerbit yang sekadar mencari laba, melainkan penerbit yang ingin membangun sebentuk kekeluargaan. Kami lelah hidup sendirian di hutan-hutan sepi ilmu pengetahuan; membaca sendirian, menulis sendirian, bercakap sendirian. Kami tak begitu suka dengan monolog. Kami butuh kalian, sebagai pembaca, untuk menganggap kami, Edisi Mori, juga pembaca Mori yang lain, sebagai saudara kandung yang lahir dari rahim buku. Kita adalah keluarga besar dari ibu yang sama: buku.
Namun, kami tak hanya sekadar penerbit, kami juga seorang pembaca, dan beberapa di antara yang lain adalah seorang penulis. Oleh karena itu, kami punya slogan yang telah kami jadikan sebuah prinsip: “Kami adalah penerbit independen yang jika orang-orang di dalamnya tak lagi membaca buku, lebih baik penerbitnya bubar saja.” Benar, jika penerbitan ini membuat kami lalai membaca dan menulis, kami ingin membubarkan diri. Raison d’etrenya sudah jelas: Kami “memaksa” orang-orang membaca buku, tapi kami sendiri yang menerbitkan buku justru tak membaca. Itu umpama batu asah yang menajamkan orang lain, tapi diri kami sendiri tumpul. Kami tak ingin itu terjadi.
Juga karena alasan prinsip tersebut, kami berjalan tak tergesa-gesa. Kami pelan-pelan, tak diburu waktu atau hasrat mengejar untung. Kami tetap memprioritaskan aktivitas membaca dan menulis. Dan, kami lebih merasa berguna menerbitkan sebuah buku yang bisa menjadi bagian kalian dalam belajar dan diingat seumur hidup, dibanding menerbitkan buku-buku yang mendapat laba besar tapi mudah terhapus dari ingatan, juga sejarah.
Kami, Edisi Mori, benar-benar ingin membangun penerbit ini umpama rumah, sebuah tempat paling nyaman untuk kalian pulang, merebahkan diri, dan berbicara segala hal. Tak hanya lalai dalam membaca dan menulis, jika kalian tak lagi berkenan dengan kami, penerbit ini juga akan (dan memang seharusnya) bubar; dan, vice versa.
Hormat Kami,
edisi mori
Si Edisi Mori

R.H. Authonul Muther
CEO dan Editor-in-chief

Dyah Monika Sari
Manajer Kepala

Moh. Rusydi
Marketing dan Penyunting

Wildan Firdausi
Layouter, Desain Grafis, dan Penyelaras Akhir

Ach. Ghifari
Editor dan Media Sosial
Artikel Populer Mori

Dari Pesisir ke Pinggiran Paris
Oleh R.H. Authonul Muther Di siang terik di Kota Paris, dalam perjalanannya menuju Vincennes-Saint-Denis, lelaki yang kini berumur tiga puluh delapan tahun itu melintas di kawasan Gereja Basilika Sacré Cœur. Tepat di hadapan Gereja Kuno Basilika yang gotik dan bersejarah,…

Vladimir Lenin, Pembentukan Revolusi Bolshevik, dan Jatuhnya Istana Musim Dingin
Oleh R.H. Authonul Muther Vladimir Ilich Ulyanov, yang lebih dikenal sebagai Vladimir Lenin, lahir 10 April 1870 di Simbirsk, Rusia, dan meninggal pada 21 Januari 1924 di Gorki Leninskiye, selatan Moskow. Lenin merupakan pendiri Partai Komunis Rusia sekaligus pemimpin Revolusi…