
Oleh R.H. Authonul Muther
Vladimir Ilich Ulyanov, yang lebih dikenal sebagai Vladimir Lenin, lahir 10 April 1870 di Simbirsk, Rusia, dan meninggal pada 21 Januari 1924 di Gorki Leninskiye, selatan Moskow. Lenin merupakan pendiri Partai Komunis Rusia sekaligus pemimpin Revolusi Bolshevik pada tahun 1917, dan ia juga seorang arsitek, tukang, dan pemimpin pertama (1917-1924) negara Soviet. Selain itu, Lenin juga pendiri organisasi Comintern (Communist International) dan, yang paling penting, ia mewariskan “Leninisme” yang menjadi, tentu tak lupa Karl Marx, pandangan dunia komunisme yang dikenal Marxisme-Leninisme.
Jika, seperti yang dikatakan akademisi, Revolusi Bolshevik adalah peristiwa politik paling penting di abad dua puluh, maka Lenin harus dianggap sebagai pemimpin politik terpenting dalam rentetan sejarah. Pendapat ini tak hanya muncul di kalangan akademisi Uni Soviet, melainkan juga akademisi yang bukan komunis. Lenin adalah pemimpin revolusi terbesar dan negarawan revolusioner dalam sejarah, juga pemikir revolusi terbesar sejak sepeninggal Marx.
***
Pada Mei 1889, keluarga Lenin, Ulyanov, pindah ke Samara (juga dikenal sebagai Kuybyshev dari tahun 1935 sampai 1991). Lenin kuliah di jurusan hukum di Universitas Kazan, Rusia. Setelah banyak mengajukan petisi, Lenin akhirnya diberi izin untuk mengikuti ujian hukum. Pada November 1891, di usia 21 tahun, Lenin lolos ujian hukum dan mendapat sarjana tingkat pertama. Setelah polisi mengesampingkan posisi dan keberatan politiknya, akhirnya Lenin diizinkan ke bar-bar, dan puncaknya mempraktekkan ilmu hukum pada 1892-1893—kliennya kebanyakan petani dan pengrajin miskin. Pengalamannya dalam mempraktekkan hukum, membuat Lenin membenci bias-bias kelas sosial dan membangkitkan rasa jijik tak padam-padam terhadap pengacara—bahkan pada pengacara yang mendaku dirinya seorang Sosial-Demokrat.
Dalam perjalanan hidup Lenin, hukum menjadi hal yang sangat berguna dalam kerja-kerja revolusioner. Pada tahun 1893, Lenin pindah dan bekerja sebagai lembaga bantuan hukum ke St. Petersburg (yang juga dikenal sebagai Petrogard pada 1914 hingga 1924; dan dari 1924 hingga 1991 dikenal sebagai Leningard). Di St. Petersburg, Lenin juga sering dikaitkan dengan lingkungan Marxis. Pada tahun 1895, salah seorang kameradnya mengirim Lenin ke luar negeri untuk menjalin kontak dengan eksil-eksil Rusia di Eropa Barat—persisnya, Lenin mengemban misi menjalin kontak dengan raja podium pemikir marxis Rusia, Georgy Plekhanov. Setelah kembali ke Rusia pada tahun 1895, Lenin dan marxis lain, termasuk L. Martov (pemimpin masa depan Mensheviks), berhasil menyatukan kelompok-kelompok marxis di kota-kota, dan membentuk organisasi Serikat Perjuangan Pembebasan Kelas Pekerja (Union for the Struggle for the Liberation of the Working Class). Serikat perjuangan tersebut mengeluarkan selebaran dan pidato atas nama buruh, mendukung pemogokan buruh, dan menyusup ke kelas-kelas pendidikan buruh untuk menanamkan dasar-dasar Marxisme. Pada tahun 1895, pimpinan serikat kena tangkap. Lenin dipenjara lima belas bulan dan, kemudian, dibuang ke Shushenskoye, di Siberia, selama jangka waktu tiga tahun. Lenin bergabung dengan tunangannya, Nadezhda Krupskaya yang juga seorang anggota serikat—Lenin bertemu dan bertunangan dengan Nadezhda Krupskaya itu di St. Petersburg. Mereka menikah di Siberia, dan Krupskaya menjadi kamerad dan sekertaris Lenin. Sebagai eksil, Lenin dan Krupskaya melakukan korespondensi dan bekerja sama dengan partai secara klandestin untuk menerjemah ke dalam bahasa Rusia buku Industrial Democracy yang ditulis Sidney dan Beatrice Webb.
Setelah selesai menyelesaikan pengeksilannya di Siberia pada Januari 1900, Lenin meninggalkan Rusia dan bergabung dengan Krupskaya di Munich. Tugas pertama Lenin ke luar negeri setelah pengasingan adalah bergabung dengan Plekhanov, Martov, Trostky, dan tiga editor lain untuk menerbitkan surat kabar Iskra; surat kabar yang diharapkan mampu menyatukan kelompok-kelompok marxis Rusia, yang juga tersebar di Eropa Barat, untuk bergabung ke dalam partai Sosial-Demokratik. Surat kabar Iskra berhasil merekrut banyak marxis Rusia dan menyelenggarakan dua kongres besar dengan mendeklarasikan Partai Pekerja Sosial-Demokratik Rusia (Russian Social-Democratic Workers’ Party). Dalam kongres kedua Iskra terjadi perpecahan dua kubu, dan Lenin menjadi kelompok minoritas. Meski minoritas, pada akhirnya kelompok Lenin menjadi kelompok mayoritas karena beberapa pengunduran diri; seperti, salah satunya, pengunduran kelompok Sosial-Demokrat Yahudi. Dua kelompok yang tercerai berai itu akrab dikenal sebagai Bolshevik (Lenin) dan Mensheviks (Martov).
***
Pada mulanya adalah Revolusi Februari 1917. Revolusi besar-besaran ini berhasil menggulingkan Kekaisaran Rusia yang berusia lebih dari tiga abad. Puluhan ribu orang turun ke aspal menentang Tsar Nicholas II yang korup. Tsar tumbang dan diganti oleh Pemerintah Sementara yang dipimpin Alexander Kerensky.
Pada 17 Juli 1917, yang juga dikenal sebagai Hari-Hari Juli, sekitar 500.000 orang yang kecewa turun ke aspal di St. Petersburg menentang Pemerintah Sementara. Namun, demonstrasi yang mulanya damai itu menjadi arsenal pembantaian dengan pertikaian senjata. Ratusan orang tewas, para pemimpin Bolshevik ditangkap, tetapi Lenin berhasil sembunyi. Demonstrasi Hari-Hari Juli gagal, bahkan berakhir tragis.
Namun, pada 25 Oktober 1917, Komite Revolusi Militer yang dikomandoi pemimpin Bolshevik, yakni Lenin, berkumpul di St. Petersburg untuk melakukan revolusi pemakzulan Pemerintah Sementara. Keesokan harinya, pada malam hari 26 Oktober 1917, Istana dengan 1.786 pintu, 1.945 jendela, 1.500 kamar dan 117 tangga di tepi Sungai Neva yang diarsiteki Bartolomeo Rastrelli, atau yang dikenal sebagai Istana Musim Dingin, berhasil diambil alih Tentara Merah: Pemerintah Sementara tumbang, dan revolusi berhasil. Puncaknya, pada 30 Desember 1922, Uni Soviet yang dikepalai Lenin dinyatakan berdaulat.